Selasa, 23 Februari 2016

PINNED POST - Readme


FOR MY BELOVED READER (ALL OF GLENNDENVER'S READERS)
I make this blog to be filled with important stories, informations, knowledges, and messages. If you want to suggest a story or something to be shared on this blog, you can write on the comments part. I would like to help you gladly to make your suggestion come true and I would like to appreciate you if you want to give your comments on the comment column below the posts. Thank you.

P.S. If I don't post an entry for several days, that means I'm still busy to develop a blog for Community of Sant'Egidio Bandung.

Blog: santegidiobdg.wordpress.com
Twitter: @SantEgidioBdg
Facebook: Public Group "Komunitas Sant'Egidio Bandung"

UNTUK ANDA YANG SAYA CINTAI (SELURUH PEMBACA BLOG GLENNDENVER)
Blog ini saya ciptakan untuk diisi banyak hal penting, seperti cerita pengalaman saya dan pengetahuan di dalam beberapa bidang. Apabila Anda ingin mengusulkan suatu tema artikel untuk dimasukkan ke dalam glenndenver.blogspot.co.id, anda dapat mengomentari posting ini dengan memberikan tema artikel yang diinginkan. Dengan senang hati saya berusaha untuk membantu mencurahkan ide anda demi pengembangan blog ini. Saya akan sangat senang apabila Anda mengisi kolom komentar di bagian bawah artikel. Terima kasih.

Catatan. Jika saya tidak menulis suatu entri untuk beberapa hari, itu dapat berarti bahwa saya sedang sibuk mengembangkan blog Komunitas Sant'Egidio Bandung.

Blog: santegidiobdg.wordpress.com
Twitter: @SantEgidioBdg
Facebook: Grup Publik "Komunitas Sant'Egidio Bandung"

Jumat, 19 Februari 2016

Resume Kegiatan Komunitas Sant'Egidio "Kegembiraan Injil di Indonesia"

Berikut ini adalah resume yang saya buat mengenai Kegiatan Komunitas Sant'Egidio seluruh Indonesia yang diadakan di Jakarta, 12-15 November 2015.

Kebahagiaan Injil adalah memberikan kebahagiaan pada orang lain. Kebahagiaan harus dibagikan kepada orang yang membutuhkan.”(Andrea Riccardi, pendiri Komunitas Sant’Egidio)

Banyak orang Katolik, terutama di Indonesia, yang belum pernah mengetahui keberadaan komunitas Sant’Egidio. Hal itu cukup wajar bagi kami, karena kami pun baru mengenal komunitas ini beberapa bulan yang lalu. Komunitas Sant’Egidio adalah komunitas yang dibentuk pada tahun oleh Andrea Riccardi, seorang professor sejarah kontemporer Italia, yang telah diakui oleh Gereja Katolik sebagai komunitas pelayanan.
Pada tahun 1968, seorang remaja bernama Andrea Riccardi mempunyai inisiatif untuk mengumpulkan teman-teman untuk mendengarkan dan melaksanakan Injil, mengacu pada kehidupan komunitas Kristen pertama dan kehidupan Santo Fransiskus Asisi. Kemudian kelompok pemuda ini mulai mengunjungi barak-barak di pinggiran Roma, Italia, dan membangun sekolah damai untuk mengajar anak-anak di sore hari. Sejak saat itu komunitas pun mulai berkembang menjadi beranggotakan 50.000 orang di 70 negara, termasuk di Indonesia.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas ini adalah berdoa, membaca kitab suci, pelayanan terhadap orang yang membutuhkan, komitmen pada ekumenisme, dan melakukan forum dialog antar agama. Orang yang tidak mampu secara finansial menjadi pusat pelayanan komunitas ini.
Dalam melahirkan semangat baru kembali bagi Komunitas Sant’Egidio di Indonesia, maka dibentuklah acara bertajuk “Kegembiraan Injil di Indonesia” pada 12-15 November 2015, yang diikuti oleh anggota-anggota komunitas yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Andrea Riccardi, yang terakhir datang ke Indonesia pada tahun 1999 dalam rangka pembentukan Komunitas Sant’Egidio di Padang. Kedatangan Andrea Riccardi pada tanggal 13 November di Aula SMP Santa Maria Jakarta disambut dengan meriah oleh setiap anggota dengan menyanyikan lagu Hymne Komunitas.
Dalam penuturannya, Andrea mengatakan bahwa semua orang adalah murid “Sekolah Yesus”. Oleh karena itu, hendaknya kita rajin untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan berdoa setiap hari. Andrea menganalogikan setiap pribadi manusia yang memikirkan diri sendiri sebagai “pulau yang terpencil”. Komunitas memiliki peran sebagai “jembatan” untuk menghubungkan “pulau-pulau” tersebut. Dalam Matius 10:39-40, dikatakan “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Melalui injil ini, Tuhan ingin menyampaikan kepada kita untuk tidak memikirkan diri sendiri, namun bersama-sama membangun “jembatan” yang menghubungkan “pulau-pulau”. memberikan ruang terhadap diri sendiri dan orang lain, termasuk orang-orang yang tidak mampu. Inilah yang harus menjadi dasar misi Injil komunitas. Meskipun perjuangan tersebut cukup berat, hendaknya kita tetap patuh kepada Allah dan meyakini bahwa usaha ini akan berhasil pada waktunya. Hal yang ditekankan oleh Andrea adalah bahwa kebahagiaan tidak mungkin dimiliki oleh diri sendiri, namun ia akan berbuah jika dibagikan kepada orang lain.
Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa orang yang tidak mampu adalah sakramen Kristus, di mana Yesus hadir melalui wajah mereka. Hendaknya kita menjunjung prinsip kesetaraan, misalnya dengan memanggil nama mereka.
Kita semua hendaknya memiliki peran nyata di masyarakat dalam membagikan damai, membangun kehidupan doa, dan menjalin persahabatan dengan orang lain sebagai suatu pekerjaan. Damai, menurut Andrea, memiliki arti hidup bersama orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Jangan pernah melibatkan senjata fisik dalam menyelesaikan permasalahan dunia, karena kita telah mempunyai doa sebagai “senjata yang menghidupkan”.
Selanjutnya, pada hari Sabtu, 14 November 2015, dalam meneguhkan peran menghidupkan dialog antara agama, Komunitas Sant’Egidio bersama dengan Center for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC) dan MPR-RI mengadakan forum bertajuk “Interfaith Dialogue For Peace And Coexistence” yang diselenggarkan di Gedung Nusantara V Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Pendiri Komunitas Sant’Egidio, Andrea Riccardi, Ketua MPR-RI, Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin. Selain itu turut hadir beberapa tokoh agama diantaranya Prof. Dr. Syafiq A. Mughni (PP Muhammadiyah), Uung Sendana (Matakin), Dr. Albertus Putti (PGI), Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja (Walubi), Nyoman Udayana Sangging (PHDI), dan Romo Agus (KWI).
Andrea Riccardi, melalui pidatonya, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap Indonesia terutama bahwa negara ini mampu melalui krisis-krisis menyangkut agama melalui Ideologi Pancasila. Pada saat ini sering terjadi aksi terorisme sering mengatasnamakan agama, namun kenyataannya terorisme adalah ideologi yang menghina nama Allah. Agama adalah sumber damai, sehingga terorisme harus disingkirkan dari nama agama, misalnya melalui dialog antar agama. Selain itu, Andrea juga menekankan penolakan hukuman mati dan perang, karena tidak ada agama yang mendukung pembunuhan sebagai metode pembentukan damai. Perang adalah induk dari kemiskinan, sedangkan damai adalah induk dari perkembangan. Dialog tidak hanya dalam bentuk diskusi semata, namun merupakan sebuah proses yang membutuhkan kesetiaan dan teman seperjalanan, sehingga keberadaannya penting dan akan terus dilakukan. Melalui diskusi yang berlangsung sekitar 2 jam ini, dapat disimpulkan bahwa:
  • Pemuka agama mempunyai peran untuk memberikan pemahaman tentang dialog antar-agama
  • Dialog dapat disebarluaskan melalui keluarga
  • Dialog berperan sebagai kerjasama konkret dalam pemuliaan bumi.
(Sumber pustaka: santegidio.org)

Minggu, 31 Januari 2016

Story: Seblak

ENGLISH VERSION



I have not known this kind of food until I was graduated from Senior High School and move to Bandung. 

Seblak is one of the most well-known food in Bandung, made from crackers (kerupuk), noodle, or macaroni as the main ingredient. From the history, many people said that Bandung is not the origin of seblak, because this food is famous in 2000s. They said that the origin of Seblak may come from Sumpiuh, Banyumas, because of the similarity with Krupuk Godog (boiled crackers) that has been popular since 1940s.

The way to cook the ingredients is by soak them into the hot water/boiled water. For your information, kerupuk is a famous snack in parts of Southeast Asia, but closely associated to Indonesia. I think this kinda weird-but-special food because almost all kerupuk in Indonesia was fried, not soaked in hot water. As the result, kerupuk that cooked as seblak has soft texture.

Another important ingredients is chili. Almost entire of Indonesian like to eat spicy food, so seblak is also being well-known because of its spiciness. For some occasions, you can find some products that show levels of spiciness of food. Some Indonesians think that the spicier food they eat makes them pride of themself without thinking too much about the possible consequences, such as diarrhea. Just be careful, right!

Beside the main ingredients and seasoning, you can add some mustards, eggs, even bones into seblak. Then, just pour all ingredients and seasoning and serve it. (That's not kind of Indonesian food if it was not flavoured with some seasoning, such as garlic, onions, salt, kencur, etc. For your information, the foods in Indonesia has weaker flavour than Indian cuisine, so many foods from Indonesia are suitable for some foreigners or tourists that come to Indonesia. Do you want some proof? Just remember the poll from CNN that show Rendang (steamed beef from Padang, Indonesia) as the most delicious food in the world and followed with other Indonesian cuisines.)

So, if you want to eat seblak, just come to Bandung, because many street vendors or shops sell it with affordable price and many interesting variations.

VERSI BAHASA INDONESIA


Saya belum pernah mengetahui jenis makanan ini sampai saya lulus dari SMA dan melanjutkan kuliah di Bandung. 

Seblak adalah makanan yang sangat terkenal di Bandung, terbuat dari kerupuk, mie, atau makaroni sebagai bahan utama. Berdasarkan sejarah, banyak orang berkata bahwa seblak bukan berasal dari Bandung, namun berasal dari Sumpiuh, Banyumas. Latar belakang dari pernyataan tersebut adalah bahwa seblak baru terkenal pada tahun 2000an, sedangkan krupuk godog (kerupuk rebus) yang berasal dari Sumpiuh tersebut sudah terkenal sejak tahun 1940.

Cara memasak bahan utama tersebut adalah dengan merendamnya ke dalam air panas. Tentu saja kita mengetahui bahwa kerupuk adalah makanan favorit khas Asia Tenggara, khususnya Indonesia, yang dimasak dengan cara digoreng, sehingga mungkin akan terkesan aneh bahwa ada kerupuk yang dimasak dengan cara direndam. Sebagai hasilnya, seblak memiliki tekstur yang lembut.

Bahan makanan penting lainnya adalah cabe. Hampir seluruh rakyat Indonesia suka memakan masakan yang pedas, sehingga seblak juga terkenal akan kepedasannya. Untuk beberapa kesempatan, Anda dapat menemukan produk-produk makanan Indonesia dengan level kepedasan. Beberapa orang berpikir bahwa semakin pedas makanan yang mereka makan adalah suatu kebanggaan bagi mereka. Lebih parahnya mereka tidak terlalu memikirkan konsekuensi apa yang terjadi, seperti sakit diare. Hati-hati ya! Hehehehehe

Selain bahan-bahan tersebut, Anda juga dapat menambahkan sawi, telur, bahkan tulang ke dalam seblak. Kemudian, aduk seluruh bahan tersebut dan sajikan. (Bukanlah makanan Indonesia apabila tidak disajikan dengan bumbu seperti bawang putih, bawang merah, garam, kencur, dan lain-lain. Sebagai informasi, makanan di Indonesia tidak dibumbui sekuat masakan India, sehingga masakan Indonesia memiliki kecenderungan lebih cocok untuk orang luar negeri atau turis. Sebagai buktinya, ingatlah bahwa rendang mendapat predikat jadi "makanan paling lezat di seluruh dunia" berdasarkan polling dari CNN, yang kemudian diikuti dengan beberapa masakan Indonesia lainnya.)

Jadi, bila Anda ingin mencicipi lezatnya seblak, datang ke Bandung, karena banyak pedagang kaki lima ataupun toko yang menjual masakan seblak dengan berbagai variasi dan tentunya dengan harga yang sangat terjangkau.

Source: wikipedia.org with some addition, noshon.it, tasteasianfood.com