Rabu, 27 Januari 2016

Cerita: Mbah Darmiyanto, Pejuang Dua Lintasan Dari Salatiga

Tidak hanya Adi Sucipto, Yos Sudarso, Rudy Salam, dan Roy Marten yang menjadi orang kebanggaan Kota Salatiga ataupun kebanggaan Indonesia. Masih ada lagi yang lain, atau mungkin ada salah satu yang berada di sekitar Anda.

Pada saat saya masih menempuh pendidikan SMA di Kota Salatiga, orangtua saya sering mengajak saya ke perempatan Jalan Jenderal Sudirman dengan Jalan Pemotongan dan Jalan Taman Pahlawan (di dekat Pasar Raya I). Kemudian orangtua saya berhenti di depan sebuah becak yang didalamnya terdapat seorang kakek yang masih terlihat segar bugar, mengenakan kaos dan celana olahraga, serta melilitkan handuk di leher. Bapak saya kemudian memberikan sesuatu, yang kemudian disambut dengan senyuman tulus kakek ini. Awalnya saya kurang begitu peduli dengan situasi dan kondisi ini. Saya berpikir mungkin kakek ini dulunya pernah menolong orangtua saya yang sedang dalam kesulitan.

Karena kejadian ini terus berulang, saya bertanya kepada bapak saya (yang saya panggil Pak.e), "Pak.e, mbah itu siapa, tho? Kok Pak.e sering mampir ke situ?" Kemudian Pak.e menjawab "Itu mbah yang dulu seorang pelari nasional, lho!" Saya pun kaget. Terdiam. Pikiran saya kembali kepada beberapa atlet olahraga yang dulunya telah mendapatkan banyak medali dan mengharumkan nama Indonesia, ataupun seorang veteran pejuang kemerdekaan Indonesia, namun saat ini tidak ada orang yang mengenalnya sama sekali, bahkan kehidupannya kurang terjamin. Sungguh, mereka adalah pahlawan juga!

Akan tetapi pada saat itu saya belum tahu siapakah nama sebenarnya dari atlet kebanggaan Salatiga tersebut, hingga akhirnya saya membaca sebuah buku tentang biografi orang-orang Salatiga di Selasar Baca Kota Salatiga, dan saya mulai mengetahui kisah perjuangan beliau. Beliau bernama Mbah Darmiyanto.

Berikut adalah kutipan cerita dari buku Orang-orang Terkenal dari Salatiga.




Menurut saya ada beberapa hal yang patut kita contoh dari beliau, antara lain:
1. Kerendahan hati. Beliau tidak pernah memamerkan medali, apalagi memasangkan medali yang mentereng di becak beliau
2. Kerja keras. Beliau tidak pernah  berpuas diri dengan medali yang ada, namun juga tetap berlatih lari dan mengikuti lomba untuk para veteran.
3. Percaya bahwa selalu ada kesempatan untuk menang
4. Komitmen. Untuk berlari setiap hari tidak mudah bagi setiap orang, termasuk saya.
5. Semangat untuk menjalani hidup

Apakah pemerintah tidak memperhatikan orang-orang seperti beliau? Saya sendiri tidak tahu dan tidak mau berspekulasi tentang hal ini. Akan tetapi ada satu hal yang ingin saya sampaikan, yaitu marilah kita menghargai usaha dan perjuangan yang telah beliau lakukan untuk mengharumkan negeri ini dengan tindakan nyata. Mungkin kita bisa memberikan sesuatu penghargaan kepada beliau. Apapun penghargaan yang telah kita berikan, beliau akan terima dengan sukacita. Semoga sedikit cerita ini bisa menginspirasi Anda. 

Catatan
1. Mohon maaf mungkin ada kalimat yang sedikit lancang/sombong atau ingin pamer, namun saya tidak pernah bermaksud seperti itu. Tujuan saya hanya sebatas mensharingkan agar kita semua sadar akan keberadaan orang di sekitar kita.
2. Apabila bertemu dengan Mbah Darmin, Anda bisa memberitahukan kondisi beliau di kolom komentar.
3. Selamat dan semangat untuk menjalani hidup!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar