Sabtu, 23 Januari 2016

Cerita: Natalan di Gereja Banteng dan Kegiatan Makan Siang Natal Komunitas Sant'Egidio Jogjakarta - Part 1

Pada tanggal 25 Desember 2015, Komunitas Sant'Egidio Jogjakarta mengadakan acara Makan Siang Natal di Gereja Babarsari, Jogjakarta. Berikut adalah kisah bagaimana saya terlibat dan merasakan sukacita natal bersama sahabat tercinta dan Komunitas Sant'Egidio Jogjakarta.

Komunitas Sant'Egidio Bandung, tempat saya bernaung di Bandung, sedang mengadakan acara Makan Siang Natal untuk pertama kalinya. Akan tetapi saya sendiri ternyata tidak diperbolehkan orangtua untuk hadir di acara tersebut, karena menginginkan saya cepat pulang ke kampung saya di Jawa Tengah. Dalam hati, sebenarnya saya ingin untuk ikut serta hadir dalam kegiatan Sant'Egidio tersebut, sehingga saya mulai memutar otak untuk mendapatkan dua kesempatan itu secara bersama-sama. Alhasil, setelah saya menghimpun informasi, saya mengetahui bahwa ada kegiatan sejenis yang dilakukan oleh Komunitas Sant'Egidio Jogjakarta. Saya pun segera pergi ke terminal Cicaheum untuk membeli tiket, dan saya mendapat satu kursi untuk keberangkatan tanggal 22 Desember 2015 jam 17.15. Tidak lupa saya menanyakan kontak Kak Iwan selaku senior dari komunitas Jogjakarta. Kata Kak Iwan, saya bisa datang ke Rumah Komunitas sekitar jam 10.00, ketika RuKom itu dibuka.

(Tanggal 22 Desember 2015)

Awalnya niat saya begitu lancar, sampai akhirnya "badai" presentasi RBL Elektronika membuat saya nyaris putus asa untuk berangkat ke Jogja atau menetap di Bandung untuk menyelesaikan RBL. Bayangkan saja, sampai hari-H keberangkatan jam 16.00, kelompok kami masih kebingungan dalam mengutak-atik RBL. Puji Tuhan, ternyata pada kesempatan yang sama, teman saya sudah ada yang pulang kampung dan tidak ikut mempresentasikan hasil RBL. Akhirnya saya segera tancap gas (padahal naik angkot) dari kampus menuju terminal Cicaheum, dan segera naik bis tujuan Jogjakarta. Waktu itu menunjukkan pukul 17.05.

(Tanggal 23 Desember 2015)

Saya tiba di Jogjakarta dalam keadaan yang tidak terduga. Waktu itu masih cukup pagi, jam 04.55. Setelah bingung karena harus menunggu lima jam, saya memutuskan untuk nongkrong di salah satu gerai fastfood di Jombor hingga jam 06.15. Selanjutnya saya jalan kaki ke Terminal Jombor untuk naik Trans Jogja, dan pergi melihat Malioboro. Sejuk.e rek! Untuk sekadar info, apabila Anda ingin berjalan-jalan di Malioboro dalam kondisi sepi, datanglah pagi-pagi sekitar jam setengah tujuh. Kalau sudah jam delapan atau sembilan, semuanya berubah dalam sekejap! Anda juga bisa berjalan-jalan ke Pasar Tradisional Beringharjo yang memiliki nilai historis dan filosofis bagi masyarakat Jogja.

Pemandangan Malioboro

Pemandangan Malioboro lainnya

Selanjutnya, saya mulai hingga akhirnya memutuskan jalan kaki ke titik nol Jogjakarta.

Titik Nol Jogjakarta yang Baru Selesai Dipugar dengan Batu Andesit

Masih bosan dan terkatung-katung, saya naik Trans Jogja (melewati kembali titik nol) dan saya berputar-putar naik bis tersebut sampai nyaris bosan. Kadang-kadang terpikir untuk langsung balik ke kota saya, namun hati kecil saya selalu bilang jangan. Akhirnya saya memutuskan tetap berada di Jogja. Akhirnya waktu menunjukkan pukul 10.00, saya segera bergegas ke RuKom dan tiba pukul 10.35. Saya bertemu Kak Aloy (ciee namanya sama ciee), Kak Siska, dan sahabat-sahabat lainnya. Mereka sangat welcome terhadap kehadiran saya, sehingga saya merasa tidak canggung. Saya juga berusaha membantu mereka dalam menyiapkan beberapa barang. Meskipun tidak banyak, saya berharap apa yang saya lakukan dapat meringankan beban mereka. 


Sahabat Komunitas Sedang Mencuci Piring


Sahabat Komunitas Sant'Egidio Jogjakarta

Malamnya, saya balik ke kota saya dan tiba pada pukul 23.45 di rumah dengan selamaaaat.

(Tanggal 24 Desember 2015)

Sejak lama saya sudah menawarkan ke sahabat saya, apakah dia mau ikut dengan saya untuk berangkat ke Jogjakarta, dan dia berkata "Ya". Nah, pada hari tersebut saya konfirmasi lagi ke sahabat yang saya ajak serta untuk ikut kegiatan di Jogjakarta. Puji Tuhan, dia mau ikut. Ada teman deh hehehehe

Bapak saya mengatakan bahwa saya harus tetap berada di rumah pada tanggal 24 karena ada acara. Alasan itulah yang membuat saya rela untuk pergi malam hari dari Jogjakarta. Otomatis saya tidak dapat ikut membantu mempersiapkan acara natal. Sedih juga, sih.

Meanwhile in Jogjakarta...
Para sahabat Komunitas Sant'Egidio Jogjakarta masih berkutat untuk mempersiapkan acara dengan baik.


Membungkus Kado di Rumah Komunitas dalam Rangka Persiapan Acara Makan Siang Natal
(Photo by Sham Ambrosius)

Para Sahabat Komunitas Mempersiapkan Meja dan Kursi di Halaman Gereja Babarsari
(Photo by Sham Ambrosius)

Pada Sahabat Komunitas Mempersiapkan Panggung dan Menghias Meja
(Photo by Sham Ambrosius)

(Tanggal 25 Desember 2015)

Sebenarnya, kegiatan Makan Siang Natal dimulai agak siang, namun saya "mengejar" misa Natal pagi di Jogjakarta. Alasan saya jika saya misa Natal di kota saya dulu, maka jalanan akan segera macet dan saya tiba dengan kondisi terlambat. Apadaya, kegiatan bangun pagi dan berangkat subuh nyaris "wacana" dan akhirnya saya berangkat jam 05.15 dari rumah, kemudian tiba di rumah sahabat saya jam 05.30, dan cuzz langsung ke Jogjakarta.

Ladies and Gentleman, Perkenalkan Sahabat Saya,
Anggi, Anak DKV yang Menantikan Cinta dari Dia

Awalnya kami ingin ikut misa jam 07.30 di Babarsari, eh boro-boro, misa sudah mulai, kami masih sampai di Jombor. Alhasil, berdasarkan bantuan Google Maps (terima kasih Mbah Gugel), kami mendapat wangsit untuk pergi ke Gereja Banteng (Jalan Kaliurang). Dengan sisa waktu 30 menit, kami tiba di Gereja Banteng dengan selamat. Saya dan sahabat segera masuk ke dalam gereja. 

Astaga!!....

Apa yang terjadi ya? Baca Cerita: Natalan di Gereja Banteng dan Kegiatan Makan Siang Natal Komunitas Sant'Egidio Jogjakarta - Part 2!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar